Dipublikasi pada : 07 Juli 2020 | 1264 kali Dibaca
Buleleng melakukan rapid test masif di berbagai tempat. Salah satunya di pasar. Ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini klaster-klaster yang berpotensi menyebabkan penyebaran atau penularan.
Upaya tersebut diungkapkan Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd saat memberikan keterangan pers secara virtual, Selasa (7/7).
Gede Suyasa menjelaskan Buleleng menjadikan klaster-klaster yang berpotensial untuk dilakukan rapid test secara sampling. Hasilnya sampai saat ini memang masih non reaktif. Itu didapatkan dari rapid test yang sudah dilakukan di beberapa pasar. Rapid test secara masif dengan metode sampling itu sebagai upaya agar Orang Tanpa Gejala (OTG) tidak berkeliaran dan dapat mendeteksinya secara dini. “Sampai saat ini. Rapid test secara masif dilakukan agar mengetahui ada atau tidaknya OTG di sekitar kita,” jelasnya.
Jika ada hasil terkonfirmasi positif, pasti dilakukan tracing. Orang-orang yang kontak erat dengan pasien yang terkonfirmasi positif tersebut, terus dilacak dan dipantau. Oleh karena itu, tim surveillance selain melakukan tracing, juga berupaya membaca orang-orang atau klaster yang berpotensi tertular atau tidak. Sehingga tim melakukan rapid test terhadap hasil tracing tersebut walaupun statusnya OTG. “Ada yang menolak karena merasa tidak bergejala ataupun tidak ada apa-apa. Namun, orang yang menolak tersebut berstatus OTG karena kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif,” ujar Gede Suyasa.
Sementara itu, data perkembangan penanganan Covid-19 di Buleleng menunjukkan bahwa kasus terkonfirmasi positif secara kumulatif di Buleleng sebanyak 102 orang, sembuh secara kumulatif 90 orang, dalam perawatan sebanyak 11 orang dan satu orang di rujuk ke Denpasar. Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) negatif secara kumulatif sebanyak 23 orang, PDP terkonfirmasi tujuh orang dan PDP yang dirawat sebanyak satu orang.
Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) secara kumulatif berjumlah 124 orang, ODP yang masih di pantau sebanyak satu orang, selesai masa pantau 113 orang dan ODP terkonfirmasi sepuluh orang. Jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) secara kumulatif berjumlah 2.003 orang, OTG selesai masa pantau sebanyak 1.718 orang, sedangkan OTG yang masih karantina mandiri sebanyak 196 orang, dirawat di Giri Emas empat orang, dan OTG terkonfirmasi 85 orang.
Pemantauan juga terus dilakukan kepada pelaku perjalanan daerah terjangkit dan daerah transmisi lokal (tanpa gejala). Secara kumulatif berjumlah 4.122 orang dengan rincian 4.094 orang diantaranya sudah selesai masa pantau selama 14 hari dan sisa yang masih dipantau sebanyak 28 orang. Terdiri dari pekerja kapal pesiar berjumlah 25 orang, TKI lainnya terdapat dua orang, dan pulang dari luar negeri ada satu orang. (dra)