Dipublikasi pada : 25 November 2020 | 1072 kali Dibaca
Validitas hasil laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) yang terdapat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng, Bali sudah sama dengan hasil PCR di RSUP Sanglah. Sehingga saat ini Kabupaten Buleleng sudah bisa melakukan pemeriksaan hasil tes usap secara mandiri.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa saat ditemui usai mengikuti rapat dengan Pimpinan DPRD Kabupaten Buleleng terkait dengan pembahasan APBD tahun 2021, di Gedung DPRD Kabupaten Buleleng, Rabu (25/11/2020).
Gede Suyasa menjelaskan, sebelumnya hasil pemeriksaan tes usap di laboratorium PCR yang ada di Kabupaten Buleleng memang belum sinkron dengan hasil yang didapat di RSUP Sanglah.
Kemudian, lanjut dia, pada operasional tahapan keempat akhirnya hasilnya cukup valid. Bahkan pada tahap kelima sudah benar-benar sama dengan hasil di RSUP Sanglah. “Tapi kami tetap memberikan laporan dulu ke provinsi kemudian provinsi melaporkan ke pusat, karena izinnya belum turun. Kalau izin sudah turun, kita bisa langsung laporkan hasilnya ke pusat dalam hal ini ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Republik Indonesia,” jelas dia.
Khusus yang melakukan tes usap untuk perjalanan mandiri, sudah bisa dilakukan di RSUD Buleleng dan dikenakan biaya. Namun jika tes usap yang dilakukan dari hasil pelacakan oleh pemerintah, itu akan ditanggung biayanya. “Kita juga masih ada stok reagen untuk keperluan pelacakan kasus. Tapi, kalau untuk tes usap masal itu belum ada dan sudah kami ajukan ke Provinsi. Sehingga tes usap massal belum dilanjutkan,” imbuh Suyasa.
Sementara itu, terkait dengan perkembangan penanganan Covid-19 di Kabupaten Buleleng pada Rabu, 25 November 2020 menunjukkan terdapat penambahan kasus konfirmasi baru sebanyak satu orang, sehingga secara akumulasi berjumlah 1.116 orang. Kemudian pasien sembuh juga bertambah tiga orang sehingga total kesembuhan berjumlah 1.040 orang. Serta tidak ada penambahan pasien meninggal.
Pasien yang dirawat di Buleleng berjumlah tujuh orang dan dirawat di luar Buleleng berjumlah 12 orang. Terkait data lainnya, kasus suspek kumulatif sebanyak 1.407 orang. Dengan rincian suspek konfirmasi sebanyak 562 orang, discarded sebanyak 762 orang, suspek masih dipantau 27 orang, dan probable 56 orang.
Untuk kasus kontak erat di Buleleng mengalami peningkatan menjadi 7.286 orang. Dengan rincian kontak erat konfirmasi 328 orang, discarded 6.613 orang, karantina mandiri 73 orang, dan kontak erat menjadi suspek 272 orang. Kemudian kasus konfirmasi non suspek/kontak erat saat ini menjadi 226 orang.